Jumat, 22 April 2011

Ekonomi Terpimpin


Istilah ‘ekonomi terpimpin’ dikemukakan oleh Bung Hatta. Ia merupakan konsekwensi dari nasionalisme Indonesia yang timbul sebagai perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme. Menurut Bung Hatta ekonomi terpimpin adalah lawan dari ekonomi liberal yang melahirkan sistem kapitalisme. Semboyannya ialah ‘laissez faire’ (’Biarkan saja’), artinya biarkan pasar bertindak bebas dalam membangun kehidupan ekonomi dan perdagangan. Ekonomi liberal menghendaki pemerintah tidak campur tangan dalam perekonomian rakyat dengan membuat peraturan-peraturan ketat (regulasi) yang membatasi gerak bebas pasar.

Ekonomi terpimpin adalah sebaliknya. Pemerintah harus aktif bertindak dan memberlakukan peraturan terhadap perkembangan ekonomi dalam masyarakat agar rakyat tidak dieksploitasi, harga tidak dipermainkan dan dengan demikian tercapai keadilan sosial. Alasan mengapa ekonomi terpimpin dipandang sesuai dengan cita-cita nasionalisme Indonesia ialah: Karena membiarkan perekonomian berjalan menurut permainan bebas dari tenaga-tenaga masyarakat berarti membiarkan yang lemah menjadi makanan yang kuat.
Ø  Tetapi dalam sistem ekonomi terpimpin itu terdapat banyak aliran. Antara lain:
(1)   Ekonomi terpimpin menurut ideology komunisme;
(2)   Ekonomi terpimpin menurut pandangan sosialisme demokrasi;
(3)   Ekonomi terpimpin menurut solidarisme;
(4)   Ekonomi Terpimpin menurut paham Kristen Sosialis;
(5)   Ekonomi Terpimpin berdasar ajaran Islam;
(6)   Ekonomi Terpimpin berdasarkan pandangan demokrasi sosial.
Semua aliran ekonomi terpimpin ini menentang dasar-dasar individualisme, yang meletakkan buruk baik nasib masyarakat di tangan orang-orang yang mengemudikan kehidupan dan tindakan ekonomi. Ekonomi liberal berdasarkan pada individualisme. Individu (baca kepentingan individu) didahulukan dari masyarakat. Tetapi ekonomi terpimpin mendahulukan masyarakat dari individu. Sekalipun demikian di antara paham-paham ekonomi terpimpin itu ada yang menolak kolektivisnme karena bagi mereka kolektivisme sebenarnya hanya berlaku dalam ideologi komunisme dan sosialisme. Tetapi terdapat persamaan pula dari sistem ekonomi terpimpin yang berbeda-beda itu, yaitu:
(1)   Dalam hal menentang individualisme;
(2)   Dalam hal pemberian tempat yang istimewa kepada pemerintah untuk mengatur dan memimpin perekonomian negara.

Ø  Dalam sistem ekonomi terpimpin ada tiga hal yang harus dilaksanakan:
(1)   Segala sumber perekonomian yang ada harus dikerjakan supaya semua orang memperoleh pekerjaan;
(2)   Melaksanakan pembagian pendapatan yang adil, agar perbedaan atau jurang besar dalam
pendapatan dan kekayaan antara yang kaya dan yang miskin dikurangi;
(3)   Menghapuskan monopoli dan oligopoli dalam perekonomian, sebab keduanya melahirkan eksploitasi yang melampaui batas dan pemborosanekonomi yang besar pula.

Tujuan ekonomi terpimpin dalam bidang demokrasi, menurut Hatta, ialah mencapai kemakmuran rakyat seluruhnya, dengan tiada menghilangkankepribadian manusia. Masyarakat didahulukan, bukan individu. Tetapi manusia sebagai individu tidak lenyap sama sekali dalam kolektivitas.
Ø  Secara umum cita-cita ekonomi terpimpin ialah:
(1)   Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat secara keseluruhan sehingga pengangguran dikurangi;
(2)   Adanya standar hidup yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan;
(3)   Semakin berkurangnya ketidaksamaan ekonomi dengan memperrata kemakmuran;
(4)   Terciptanya keadilan sosial.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita.
A.TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi 2 :

Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis :
a. Frederich list (1789- 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich listber adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga). Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi dibagi 4 sebagai berikut :
1) Masa berburu dan mengembara
Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
2) Masa berternak dan bertanam
Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
3) Masa Bertani dan kerajinan
Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan.
4) Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan.
Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.

b. Karu Bucher (1847- 1930)
Tahap Perekonomian dapat dibagi menjadi 4 :
1) Rumah tangga tertutup
2) Rumah tangga kota
3) Rumah tangga bangsa
4) Rumah tangga dunia

c. Werner sombart (1863- 1947)
1) Prakapitalisme (Varkapitalisme)
2) Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme)
3) Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
4) Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus)

d. Walt Whitmen Rosfow (1916- 1979)
1) Masyakart tradisional (Teh Traditional Society)
2) Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
3) Lepas landas cake off)
4) Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
5) Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)


2.Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik

 Teori pertumbuhan ekonomi klasik :
a. Teori pertumbuhan menurut Adam Smith
An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib). Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh dua fakto yang saling berkaitan :
1) Pertumbuhan penduduk
2) Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini.
1) sumber-sumber alam
2) tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
3) jumlah persediaan

b. David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.

 Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik :
a. Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.

b. Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.

c. Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.


B. UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.

2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.

3. Pendapatan Per jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.

Selasa, 19 April 2011

PEMERATAAN EKONOMI

Inflasi yang tidak dikelola dengan baik berpotensi menurunkan pendapatan masyarakat. Penurunan pendapatan masyarakat akan dirasakan secara nyata oleh golongan masyarakat menengah kebawah. Penurunan pendapatan berkorelasi positif dengan menurunnya kesejahteraan. Indikator kesejahteraan yang selalu digunakan ada dua yakni tingkat pengangguran dan kemiskinan. Jumlah pengangguran tahun 2009 adalah 9,25 juta jiwa, turun menjadi 8,5 juta jiwa pada tahun 2010 atau turun sebesar 667 ribu orang. Jumlah ini belum termasuk pengangguran setengah terbuka atau tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan kesempatan kerja yang terbatas. Pada tahun 2010, pengangguran setengah terbuka diperkirakan mencapai 32 juta jiwa lebih. Pengangguran setengah terbuka inilah yang mencerminkan tingkat kesejahteraan tenaga kerja di tanah air.
Sedangkan angka kemiskinan tahun 2010 mencapai 31,02 juta jiwa. Namun, kalau melihat angka kemiskinan relatif diperkirakan mencapai 30 juta jiwa lebih. Kemiskinan relatif lebih diposisikan sebagai golongan masyarakat yang rentan miskin apabila tingkat inflasi terus bertambah dan berbagai kebijakan kurang optimal berpihak bagi program penyangga kemiskinan.
Pemerataan ekonomi merupakan amanah Pembukaan UUD 1945 yang memberi pesan mewujudkan kesejahteraan umum secara adil dan merata. Untuk itu, diperlukan pemecahan masalah pemerataan ekonomi secara strategis dan sistematis. Pemecahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan kebijakan diskriminasi harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok masyarakat menurut keragaman tingkat inflasi masing-masing daerah, peningkatan anggaran pengentasan rakyat dari jurang kemiskinan, membentuk forum pengendalian inflasi daerah untuk menahan laju peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat, memperkuat kemitraan antara pemerintah daerah dengan perusahaan swasta dan perusahaan negara dalam rangka perluasan penciptaan kesempatan kerja, menyusun peraturan daerah yang memberikan kermudahan aksesibilitas terbukanya lapangan usaha produktif bagi usaha berskala mikro dan kecil.
Dengan demikian pemerataan ekonomi terutama di daerah dapat terwujudkan secara nyata, yang berimplikasi terhadap penguatan fondasi struktur keuangan rumah tangga. Semakin kuat struktur keuangan diharapkan akan mampu mengimbangi laju inflasi yang meningkat. Pada akhirnya harga-harga akan kembali pada posisi keseimbangan semula yang positif bagi pasar.

Kamis, 14 April 2011

Ekonomi Pancasila

Dalam sistem ekonomi pancasila perekonomian liberal maupun komando harus dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak yang berkaitan. Ekonomi Pancasila mempunyai sistem dan moral tersendiri yang bisa dikenali, dan sifat-sifat sistem serta moral ekonomi Pancasila telah melandasi atau menjadi pedoman aneka perilaku ekonomi perorangan, kelompok-kelompok dalam masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan negara. Sistem serta moral yang dimaksud bersumber pada ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Kelima sila dalam Pancasila menggambarkan secara utuh semangat kekeluargaan (gotong royong) dalam upaya mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat dan masyarakat Indonesia.

Ekonomi Indonesia lebih menonjol sebagai ekonomi moral bukan ekonomi yang terlalu rasional. Ekonomi Pancasila menjunjung tinggi asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat, rupanya apabila harus memilih antara keadilan sosial dan efisiensi, kita akan cenderung mengorbankan efisiensi. Efisiensi sebagai lawan keadilan rupanya analog dengan dilema (trade off) antara pertumbuhan dan pemerataan.

Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :
(1) Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
(2) Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
(3) Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
(4) Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

Ekonomi Terpusat

Ekonomi Terpusat (Komando) adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi.
Ciri dari sistem ekonomi terpusat :
• Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.
• Hak milik perorangan tidak diakui.
• Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian.
• Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.

Kebaikan dari sistem ekonomi terpusat :
• Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya.
• Pasar barang dalam negeri berjalan lancer.
• Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
• Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
• Jarang terjadi krisis ekonomi.

Kelemahan dari sistem ekonomi terpusat :
• Mematikan inisiatif individu untuk maju .
• Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
• Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.

Ekonomi Pasar

Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas) Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
Ciri dari sistem ekonomi pasar :
• Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
• Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.
• Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
• Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta).
• Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.
• Persaingan dilakukan secara bebas.
• Peranan modal sangat vital.

Kebaikan dari sistem ekonomi pasar :
• Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
• Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
• Munculnya persaingan untuk maju.
• Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar.
• Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.

Kelemahan dari sistem ekonomi antara lain:
• Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
• Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
• Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
• Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.